![]() |
| Foto dari Google |
Segelas Kopi
kala itu, kau larungkan aroma kopi di dadaku
Barangkali isyarat cinta yang sengaja kau tawarkan
Katamu, kopi pahit kopiku manis
Aku pun hanya mengangguk kepala walau hatiku tak senang
dengan kopi pahit
Katamu, kopimu sekali-kali tak melukaiku
Ia hanya menyentuhmu dengan sedikit rasa pahit
Kala itu juga hujan deras di luar rumahmu
Entah itu kopi atau senyummu yang begitu manis
Kini hanya kenangan
Kini engkau telah pergi
Entah ke mana aku tak tahu
Meninggalkan diriku sendiri
Yang terlanjur mencintaimu
Mengapa kau tawarkan aku untuk merasakan kopi pahit di
rumahmu
Jika akhirnya rasa itu terluka
Kedatanganmu memang penyembuh luka
Tapi, kepergianmu lebih meninggalkan luka
Kenangan segelas kopi pahit di rumahmu
Hanya terkubur membisu dalam memori
###
Menyesap aroma kopi yang tertuang adalah luka
Hal ini aku pernah
mengatakan kepadanya
Bahwa menyesap kopi selalu membawa otakku terpelanting ke
masa itu
Masa di mana rindu tak sedikitpun memiliki arti
Mengenangmu, cukup membuatku terluka
Tapi kunaikmati saja
###
Embun pagi telah mengering
Pancaran mentari membuat dedaunan menguning
Di dalam kamar ini aku menulis sebuah sajak untuk dirimu
entah sekarang di mana
Rinduku mencekam diam dalam pikiran
Kusandarkan rinduku pada kaki pohon dan belaian angin
Pulanglah kekasihku
Jangan membuatku terus merindukanmu
Rindu itu berat
Bagaimana aku menemukan rasa manis pada seangkir kopi ini
Kalau dirimu tak ada.


0 Comments