![]() |
| Keterangan Gambar: Riko Raden,SVD |
Ini adalah kisah tentang seorang janda yang terjadi di sebuah kampung. Seorang janda ini bernama Hellena. Kisah hidup Hellena ini sungguh sedih dan setiap orang yang mendengar tentang kisahnya selalu menangis. Para penyair dari kampung ini menulis kisahnya dalam bentuk sajak dan selalu menghasilkan puisi yang indah. Sehingga setiap kali orang membaca puisi itu selalu ada pesan tersendiri untuk mereka. Aku sendiri tertarik membaca kisah dari seorang janda ini dan membuatku tergerak untuk menceritakan kembali, karena ini adalah kisah anak manusia yang hidup seorang diri di tengah dunia dimana sesama manusia selalu bersikap egois. Kisah seorang janda ini berawal dari kematian suaminya.
Pada hari ini genap dua puluh tahun hari pernikahan mereka. Selama dua puluh tahun yang telah mereka jalani, ada begitu banyak kisah yang mereka alami. Ada kisah manis pun pahit. Kedua kisah ini tidak terlepas dari kehidupan rumah tangga mereka. Namun sayangnya, kedua pasangan ini tidak dikarunia seorang anak. Entah ini karena dosa atau kesalahan mereka terhadap Tuhan atau mungkin Tuhan tidak selalu melihat kebaikan mereka. Namun kedua pasangan ini tetap yakin bahwa Tuhan selalu yang terbaik dalam hidup mereka. Walau mereka tidak dikarunia seorang anak, mereka tetap yakin dan percaya bahwa ini adalah kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Mereka selalu hadir dan berdoa di Gereja. Pernah suatu hari pasangan ini duduk santai di depan teras rumah mereka. Mereka berbicara tentang kehidupan yang akan datang. Tidak mungkin warisan dalam keluarga ini akan diberikan kepada orang lain (keluarga terdekat). Mereka berbicara panjang lebar dan tujuannya hanya satu yaitu perihal mendapatkan keturunan. Keduanya sepakat untuk pergi ke seorang dukun tentang situasi yang mereka alami. Keesokan hari, keduanya sama-sama mencari dukun di kampung tetangga. Mereka yakin bahwa akan ada solusi yang ditawarkan dari seorang dukun ini. Seekor ayam jantan tidak lupa mereka bawakan sebagai penghormatan terhadap si dukun. Ini bukan hal baru yang terjadi. Kedua pasangan ini mengikuti tradisi yang dilakukan oleh orang lain apabila pergi ke dukun ini. Mereka tidak tahu maksud membawa seekor ayam itu. Mereka hanya mengikuti tradisi orang lain saja. Begitu sampai di rumah seorang dukun ini, mereka menceritakan semua yang terjadi dalam keluarga terutama perihal belum dikaruniai seorang anak.
“Tadi ada bawa ayam jantan?” Tanya si dukun.
“Iya bapak, kami ada bawa ayam jantan tadi.” Jawab kedua pasangan ini sambil menatap mata si dukun.
“Baiklah. Apa yang kalian inginkan dariku?” Tanya si dukun lagi.
“Begini bapak. Kali ini sang suami menjelaskan kepada si dukun. Selama ini kami sangat merindukan kehadiran seorang anak dalam keluarga kecil ini. Kami terus berdoa kepada Tuhan juga selalu pergi ke para pastor untuk mengingatkan keluarga ini dalam doa-doa mereka. Kami tunggu-tunggu selama ini tapi belum juga ada hasilnya. Akhirnya kami sepakat untuk datang ke sini barangkali bapak yang tahu akan situasi keluarga kecil ini. Kami juga mendengar cerita dari orang lain bahwa di kampung ini ada seorang dukun yang bisa mengatasi persoalan seperti yang kami alami. Dan benar ternyata itu bapak sendiri. Oleh karena itu, kami ingin minta bantuan agar bapak bisa membantu kami.” Sang suami dengan sopan menceritakan semuanya.
“Mana telapak tangan kalian.” Si dukun coba meramalkan kedua pasangan ini dengan melihat telapak tangan mereka. Hal ini sama seperti ia lakukan sebelumnya. Kedua pasangan ini pun menyodorkan kedua tangan dan meletakan di atas sebuah kain hitam tepat di depan si dukun. Begitu lama si dukun menatap kedua tangan pasangan ini dengan mulutnya sambil komat- kamit. Entah kata-kata apa yang dikeluarkan dari mulutnya. Kedua pasangan ini tak mengerti sedikit pun kata-kata yang diucapkannya. Intinya hanya si dukun sendiri yang tahu akan ucapannya. Itu mungkin bahasa roh yang dipakainya. Setelah si dukun meramalkan kedua tangan pasangan ini, dia mengatakan bahwa ada benda misterius dalam rumah mereka. Benda itu terletak di atas atap rumah. Dia meminta kepada kedua pasangan ini untuk mencabut benda itu. Aku yakin setelah benda itu dicabut, kalian akan mendapat keturunan seorang anak.” Lanjut si dukun.
“ Terima kasih bapak untuk solusinya. Setelah sampai di rumah nanti, akan kami cabut benda itu dari atap rumah kami. Kami sangat berterima kasih karena telah membantu kami.” Kali ini si isteri yang menjawab dengan penuh rasa syukur.
Baca Juga Dominasi Neoliberalisme Perubahan Iiklim
Kedua pasangan ini langsung beranjak pergi untuk kembali ke rumah mereka. Begitu sampai di rumah, sang suami meminta ijin kepada isterinya untuk mengambil benda itu. Sang isterinya pun mengiyakan suaminya untuk mengambil benda itu. Naiklah sang suami ke atap rumah dengan penuh hati-hati. Begitu tiba di atap rumah, sang suami melihat ada benda berupa bulu ayam diikat dengan tali rafia. Mereka menyimpan benda ini ketika rumah ini dibaptis secara adat. Dan tua-tua adat yang menyarankan agar benda itu harus ada di atap rumah sebagai pelindung rumah ini. Sejenak sang suami berpikir bahwa benda itu sebagai simbol rasa syukur terhadap para leluhur dan penjaga rumah ini. “Mana mungkin benda ini yang menghalangi keluarga kecil kami.” Kata sang suami dalam hatinya. Cukup lama ia diam dalam keheningan ini. Tiba-tiba ia terkejut suara panggilan dari isterinya agar dengan secepatnya mencabut benda misterius itu. Ia pun pelan-pelan mencabut benda ini dengan penuh hati-hati. Tangannya sangat gemetar dan suara hatinya merontak agar tidak boleh mencabut benda itu. Begitu ia mencabut tiba-tiba ada bunyi seekor kucing entah berasal dari mana. Ia cukup kaget saolnya mereka tidak memelihara seekor binatang pun dalam rumah ini. Setelah mencabut benda itu, kemudia meleparkan kepada isterinya yang masih tunggu di bawah ruangan tamu. Dengan cepat-cepat sang suami turun dari atap.
“ Ma!” Dengan sopan sang suami memanggil isterinya sambil memegang benda misterius itu.
“Iya pa!” Isterinya menjawab dengan nada halus sambil menatap suaminya.
“ Bagaimana dengan benda ini. Apakah kita menguburkannya?” Tanya sang suami.
“ Jangan Pa. Lebih baik kita bakar saja.” Jawab si isteri kepada suaminya.
Akhirnya kedua pun sepakat untuk membakar benda misterius ini. Mereka membakar benda ini di belakang dapur dekat sebuah batu. Asap dari benda misterius ini tersebar di mana-mana. Sebagianya ke atas awan dan sebagianya masuk ke dalam rumah mereka. Orang-orang di kampung ini merasa khawatir kalau-kalau benda itu sangat bahaya untuk keluarga kecil ini. Mereka belum pernah melihat hal-hal seperti ini yang dilakukan oleh nenek moyang dulu. Orang-orang kampung ingin menceritakan agar mereka tidak boleh melakukan hal ini karena sangat berbahaya untuk keluarga kecil ini. Namun mereka takut untuk menceritakannya. Mereka takut kepada seorang dukun yang telah memberitahukan kepada keluarga kecil ini.
Setelah membakar benda misterius itu, satu bulan kemudian, keluarga kecil ini terus dihantui oleh makhluk-makhluk halus. Ada yang datang ke rumah mereka berupa ular dan kucing. Selama satu bulan ini mereka tidak pernah hidup aman. Dalam mimpi malam mereka, selalu ada seorang nenek mengejar mereka dengan parang dan tombak. Seorang nenek itu mengatakan bahwa mereka telah mengingakari sumpah agar benda itu tidak boleh dicabut apalagi dibakar. Dua bulan kemudian, sang suami jatuh sakit dan meninggal dunia. Sang suami meningga dunia tepat di hari ulang tahun pernikahan mereka. Sang suami meningga dunia dibunuh oleh nenek moyang mereka dalam mimpi malamnya. Dia meninggal dunia dengan penuh rasa sedih. Sang isteri pun menangis dengan penuh rasa sedih. Di hari ulang tahun pernikahan mereka ini, sang isteri tidak merayakan dengan penuh meriah melainkan penuh derai air mata akan kepergian sang suaminya. Ia merasa terpukul dengan kepergian dari orang yang dicintainya.
Setelah kejadian itu, Hellena menjadi seorang janda di kampung ini. Ia menjalani hidup seorang diri. Setelah suaminya meninggal dunia, ia berjanji untuk tidak menikah lagi. Ia tidak percaya lagi akan seorang dukun dalam hidupnya. Ia percaya kepada Tuhan dan biarkan Tuhan yang menuntun perjalanan hidupnya.


2 Comments
Mantap Nana. Sukses selalu ee. 😁🙏🏽
ReplyDeleteTerima kasih banyak e...
Delete