Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Bulan Mei: Merenungi Maria Sebagai Bunda Allah Dan Bunda Keselamatan Umat Manusia

Bulan Mei: Merenungi Maria Sebagai Bunda Allah Dan Bunda Keselamatan Umat Manusia
Foto dari Google

Dulu, saya masih ingat ketika berada di kampung dan waktu itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan sungguh sangat senang apabila memasuki bulan Mei. Setiap malam selalu pergi berdoa rosario bersama warga selingkungan. Sungguh sangat senang apabila duduk bersama orang lain di rumah doa. Selain memperkuat rasa kekeluargaan dalam lingkungan juga tanda penghormatan terhadap bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda Penolong umat manusia.  Dalam doa rosario ini juga kami biasanya berdoa mohon bantuan Bunda Maria agar lingkungan kami tetap aman dan dijauhkan dari segala macam persoalan dan kesulitan. Dan Bunda Maria menjadi penolong kami dalam segala persoalan yang kami alami. Walaupun ungkapan doa itu secara sederhana tapi tulus dari hati. Dari segi bahasa Indonesia yang agak tertatih-tatih  menjadi modal untuk mengungkapkan  segala permohonan melalui lima peristiwa yang kami daraskan. Sungguh merupakan pengalaman yang berharga dan  tak pernah dilupakan. 
Sekarang ini kita kembali pada bulan Mei, sudah menjadi tradisi bahwa orang-orang Katolik mengadakan devosi khusus kepada Bunda Maria seperti pengalaman saya waktu kecil. Devosi itu biasanya lewat doa rosario secara pribadi, bersama keluarga, di rumah-rumah warga selingkungan pun di rumah pribadi masing-masing dan ada juga yang pergi berziarah ke Gua Maria. Ini semua merupakan tanda penghormatan kepada Bunda Maria sebagai bunda Gereja dan juga bunda Allah. Mungkin baiknya, kita mengambil waktu sejenak untuk merenung sambil bertanya mengapa setiap bulan Mei kita selalu berdevosi khusus kepada Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda keselamatan umat manusia. Saya mencoba menjawab pertanyaan ini berdasarkan pemahaman saya yang belum utuh sempurna. Mungkin anda sekalian mempunyai jawaban yang baik dan lebih pasti, tapi biarkan jawaban dari saya ini sebagai refleksi singkat untuk anda sekalian.
Maria Disebut Sebagai Bunda Allah dan Bunda Keselamatan Umat Manusia
Orang-orang katolik dengan percaya dan yakin menempatkan Bunda Maria sebagai Bunda Allah karena melalui dia, Yesus Kristus bisa datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia. Tanpa melalui Bunda Maria, mungkin sejarah keselamatan tidak akan bisa terjadi. Mungkin manusia terus hidup dalam kegelapan dan terus dijauhkan dari Allah pasca kisah kejadian Adam dan Hawa di Taman Eden.  Bunda Maria dengan penuh sadar dan mau menyatakan “iya” menerima kabar gembira dari Malaikait Allah. Ia menerima kabar itu dengan sepenuh hati. Ketika Bunda Maria menjawab “iya” dan mau menerima kedatangan Yesus Putra Allah melalui pribadinya yang tak luput dari kerapuhan dan kelemahannya sebagai manusia yang sering jatuh dalam dosa, maka terjadilah proses keselamatan.  Bunda Maria dengan kerendahan hatinya mau mengambil bagian dalam keselamatan umat manusia. Allah Bapa telah menempatkan Bunda Maria sebagai ibu dari Tuhan Yesus Kristus. Juga ibu dari Anak-Nya. Tentang Bunda Maria sebagai bunda Allah dan penolong umat manusia, ternyata sudah diramalkan oleh Nabi Yesaya. Nabi Yesaya dalam bab 7:14 mengatakan “Perempuan Muda Mengandung dan Melahirkan Immanuel”. Janji kelahiran Immanuel oleh seorang perempuan ditampilkan dalam teks ini merupakan ramalan profetis berupa sebuah tanda. Perempuan muda yang disebutkan di sini selalu direfensikan kepada Immanuel. Yang penting di sini bukan perempuan muda, melainkan Immanuel. Immanuel adalah nama yang berjenis maskulin, seorang pribadi yang diutus Allah untuk menyelamatkan umat-Nya. Apa yang diramalkan oleh Nabi Yesaya, ternyata sudah terpenuhi dalam injil tentang kisah keselamatan. Maria dalam keempat Injil ditampilkan sebagai ibu Yesus. Khususnya Injil Matius 1-2 dan Lukas 1-2 dengan kisah masa kana-kanak Yesus secara istimewa dan secara eksplisit mencatat peran Maria ini. Cukup jelas di sini bahwa Bunda Maria turut ikut ambil bagian dalam keselamatan umat Manusia. Dengan keyakinan seperti inilah sehingga orang-orang Katolik percaya dan yakin bahwa Bunda Maria merupakan bunda Allah dan bunda penolong umat Manusia.
Baca Juga Cerpen Ibu Siti Sedang Dirundung Duka
    Bagi orang-orang yang kurang yakin dan percaya kepada Bunda Maria memang agak aneh dengan melihat latar belakang pribadinya ( baca dari segi biologis manusia) bahwa Maria tetap perawan ketika melahirkan Yesus Kristus. Ini berarti Maria melahirkan Yesus secara ajaib tanpa merusakkan keutuhan keperawanannya. Bahkan sedikit memalukan bahwa akhir-akhir ini malah ada beberapa teolog (Katolik) yang tidak segan mengangkat kembali pikiran kuno dan tidak berkeberatan jikalau Yesus anak tidak sah, malah hasil pemerkosaan. Ada yang menemukan tuduhan bahwa Yesus (dianggap) anak haram (oleh lawan-lawan-Nya) dalam Perjanjian Baru juga kita temukan kisah seperti ini (orang-orang Farisi yang bertentangan dengan kehadiran Yesus di tengah mereka). Mereka menunjuk ke Injil Markus 6:3, tempat Yesus oleh penduduk Nazaret disebut “bin Maria” dan ke Injil Yohanes 8: 41, tempat mereka menemukan tuduhan orang Yahudi bahwa Yesus anak haram. Orang-orang Yahudi berbuat demikian dengan bermaksud menangkisi serangan atas Yesus dan berkata bahwa Maria hamil sebelum nikah dari Roh Kudus. Ajaran-ajaran seperti ini rupanya tidak  menggoncangkan iman umat Katolik untuk tetap percaya kepada Bunda Maria sebagai bunda Allah dan Yesus lahir melaluinya. Orang-orang Katolik percaya bahwa kelahiran Yesus tidak membuat rahim Maria terbuka dan konsekuensinya kelahiran itu tidak merusakkan selaput darahnya. Karena itu Maria tidak mengalami sakit bersalin dan semua unsur fisiknya tidak mengalami kerusakan. Tokoh-tokoh Gereja seperti Gregorius dari Nyssa yang sangat yakin dan percaya akan bunda Maria mengatakan bahwa Maria tidak terlibat dalam kenikmatan seksual sebelum mengandung dan tidak mengalami rasa sakit bersalin waktu melahirkan. Pendapat yang kuat pada masa ini adalah bahwa Yesus Kristus dilahirkan atas cara yang sangat istimewa dan sulit diungkapkan secara manusiawi.
    Dengan demikian, Bunda Maria disebut sebagai Bunda Allah dan Bunda penolong umat manusia karena ia turut mengambil bagian dalam sejaraha keselamatan. Bunda Maria tampil tidak hanya secara fisik dan biologi, tetapi juga secara personal dan spiritual. Bunda Maria sepenuhnya merelakan diri menjadi ibu Yesus dengan sepenuh-penuhnya menerima-Nya. Keibuan Bunda Maria itu pasti menyangkut semua manusia. Sebab anaknya nyata Juru selamat dunia. Maka adanya Juru selamat itu dan adanya penyelamat dalam umat manusia bergantung pada ibu Yesus, meskipun Yesus sebagai Juru selamat tentu saja tidak bergantung pada Bunda Maria.  Dengan merelakan diri sebagai ibu bagi Yesus dan dengan mencintai Dia, secara implisit Maria merelakan diri bagi dan mencintai mereka semua yang menjadi sasaran kasih dan karya Yesus. Ini seluruhnya suatu implikasi kasih sejati kepada Allah. Kasih sejati itu merangkul segala sesuatu yang dikasihi Allah. Dengan kasihnya kepada Allah dan Yesus Kristus, anaknya, tidak dapat tidak Bunda Maria turut mengasihi semua manusia yang dikasihi Allah dan Yesus Kristus dengan kasih yang menyelamatkan dan menebus.
    Bagaimana kita memaknai bulan Mei sebagai devosi khusus kepada Bunda Maria? Apakah kita hanya menjalankannya sebagai suatu ritualistik dalam tradisi Gereja Katolik tanpa pemkanan? Marilah, kita kembali ke dalam diri dan mengambil waktu untuk merenunginya masing-masing.

*Tulisan sederhana ini belum sepenuhnya sempurna bahkan tidak akan menjadi sempurna. Oleh karena itu, saya dengan senang hati menerima komentar atau masukan dari para pembaca.

Post a Comment

0 Comments