Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Lelaki Tua Perantau

Lelaki Tua Perantau
Foto dari Google


Jalanan berlika-liku mengapiti
Kerumunan daun-daun kering menyanyikan lagu lirih
Nampak tapak-tapak bertepi menepi
Sendiri melangkah tertatih-tatih lelaki tua bertopi kumal

Wajah kusut,memelas berlinang peluh
Ransel lusuh melekat pada bahunya
Lelah pasti,..namun sabar dan teguh tuk tetap mengais
Hati tersayat serasa terbentur

Sedih pedih perih menyatu di kalbu
Sepi yang menghujam menikam perasaan
Bagai belatih tajam, sunyinya perantauan
Hidup serasa terbuang

Segenggam caci maki merajam hati penuh perih
Sembari berbunyi perut kecil penuh rongga tak berisi
Jika itu yang dikeehendaki, kemana lagi harus dia pergi?
Toh...tak ada sama sekali ruang kasih peduli

Asaku telah hilang lenyap sekejap
Kala bersua ruang jiwa pengap gelap
 jeritan deritanya diusik senyap
Oleh jiwa-jiwa peredam teriak penuh harap
Baca Juga Tulisan- Dari Matias Banusu Merayakan

2
Sahabatku yang melarat
Mereka tampak usang, bak kertas tua....
Tubuh mereka lusuh, tersumbar debu
Mata pun tampak merana ditengah jelaga
Mereka menyita iba dari setiap insan

Tengah hari mereka mengais mencari sesuap nasi
Memuas dahaga dengan apa yang ada
Diatas sampah tersandar badan, Kala malam datang
Adakah insan yang memberi mereka cinta?

Hati terpanggil tuk membagi kasih
Bersama sahabat yang melarat
Kendati ayahku membantah
Aku berpegang pada sabda
Aku terlahir untuk kasih

* Puisi Chika Jenina, mahasiswa STFK Ledalero.

Post a Comment

0 Comments